Berkomunikasi antar pengendara di Jalan Raya

Saturday, 24 September 2011

Kemarin saya mengalami sedikit insiden kecil di Jalan Raya, sekitar pom bensin Jalan Cokroaminoto, dari kejauhan saya melihat taxi avanza yang sepertinya akan masuk ke pom bensin, yang berarti dari arah taksi tersebut, dia harus motong lalu lintas dari arah berlawanan, karena pombensin berada di sisi timur, sedangkan mobil itu dari arah selatan.
Ceritanya, si taksi sudah memberi lampu dim dan menyalakan lampu turn right sign dan saya secara naluriah mengurangi kecepatan dan bersiap ambil sisi kanan, secara posisi taksi udah agak belok. Dalam waktu singkat, saya yang naik motor sudah dekat sekali dengan taksi dan sudah memperhitungkan jarak dan
kecepatan dengan mengasumsikan taksinya udah dalam posisi akan masuk pom ketika saya akan melewatinya. Namun tiba-tiba taksi tersebut membunyikan klakson panjang dan ngerem mendadak. Dalam kondisi kaget, beruntung saya masih bisa menghindari tabrakan  dan mengendalikan motor ke kanan, namun tetep aja nyenggol bahu saya, dan tangan ibu (waktu itu sedang mboncengke ibuk).
Saya sempat melihat sebab kenapa taksi tersebut mengerem mendadak dan klakson panjang, ternyata ada mbak-mbak pengendara motor nyelonong motong di depan taksi, padahal taksi udah belok dan udah memotong lajur serta menyalakan sein tak lupa memberi sinyal lampu dim.
Apa yang saya mau ceritakan disini adalah, di jalan raya, selain tentu saja kelihaian seseorang mengendalikan kendaraannya, berkomunikasi antara pengguna jalan raya sungguh penting agar tidak terjadi kecelakaan.
Kendaraan bermotor dilengkapi lampu depan, belakang, lampu rem, lampu sen, klakson (horn), spion berfungsi juga sebagai komunikasi antar pengendara. Kepahaman seseorang mengolah sinyal yang diberikan pengendara lain bisa mengurangi kecelakaan lalu lintas, tentu saja sebaliknya, kepahaman pengendara memberi sinyal ke pengendara lain bisa menyelamatkan dirinya dan orang lain dari kecelakaan.
Saya sering menemui pengendara terutama motor, yang sukanya  main potong dan menyalakan lampu sen KETIKA berbelok, bukan AKAN berbelok. Sungguh berbahaya karena bisa mengagetkan pengendara lain. Juga seperti pada kasus yang diceritakan di atas, mobil sudah memberi isyarat beerbelok dan memberi lampu dim yang (menurut saya) meminta lajur untuk didahului, seharusnya ya pengendara dari arah berlawanan pengertian dan mengurangi kecepatan, jangan motong seperti mbak-mbak yang naik motor di cerita di atas.
Kesimpulannya, ya ini pendapat saya pribadi siih.
    • Nyalakan lampu sein pada saat sebelum berbelok, BUKAN pada saat berbelok, lihat kendaraan dari belakang dan depan
    • Gunakan lampu-lampu yang ada di kendaraan sebagai alat berkomunikasi antar pengendara
    • Klakson dibunyikan seperlunya untuk berkomunikasi dengan pengendara lain.
    • Cek kendaraan sebelum melakukan perjalanan ;)
Happy Safety Riding! Cheers! :D


0 comments:

Post a Comment